KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR (Pengajaran Mikro)
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
Dewasa ini sudah banyak dikembengkan model-model pembelajar efektif yang lebih banyak menekakan pada aktivitas belajar siswa di dalam kelas. Kendatipun demikian, model pembelajaran tersebut tidak dapat mengabaikan keterampilan-keterampilan yang sangat mendasar ini.
Keterampilan dasar mengajar ini merupakan panduan pengajaran mikro dengan menggunakan perangkat Sydney Micro Skills (1973). Keseluruhan keterampilan dasar tersebut adalah:
1. Keterampilan Bertanya
2. Keterampilan Memberi Penguatan
3. Keterampilan Mengadakan variasi
4. Keterampilan Menjelaskan
5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
6. Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil
7. Keterampilan Mengelola Kelas
8. Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
1. KETERAMPILAN BERTANYA
1. Pengantar
Dalam proses pembelajaran, guru perlu memberikan pertanyaan dan murid memberikan jawaban dari pertanyaan yang diajukan guru.
Keterampilan mengajukan pertanyaan ini sangat penting dikuasai guru agar pertanyaan kepada siswa tersebut menjadi bermakna.
Pengertian dan Rasional keterampilan bertanya bertujuan untuk memperoleh informasi untuk memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir. Pertanyaan yang diberikan bisa bersifat suruhan maupun kalimat yang menuntut respon siswa.
2. Tujuan-tujuan memberikan pertanyaan adalah:
1) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok bahasan.
2) Memusatkan perhatian siswa terhadap suatu pokok bahasan atau konsep.
3) Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar.
4) Mengembangkan cara belajar siswa aktif.
5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi.
6) Mendorong siswa mengemukakannya dalam bidang diskusi.
7) Menguji dan mengukur hasil belajar siswa.
8) Untuk mengetahui keberhasilan guru dalam mengajar
3.Komponen-komponen mengajukan pertanyaan:
a.Komponen bertanya dasar
1) Pengungkapan pertanyaan secara jelas
2) Pemberian acuan
3) Pemusatan
4) Pemindahan giliran
5) Penyebaran
6) Pemberian waktu berpikir
7) Pemberian tuntunan
b.Komponen bertanya lanjut
1) Mengubah tuntutan kognitif
2) Mengatur urutan pertanyaan
3) Menggunakan pertanyaan pelacak
4) Meningkatkan interaksi
4.Prinsip-prinsip Mengajukan Pertanyaan :
a. Kehangatan dan antusias
b. Perlu dihindari:
1) Mengulangi pertanyaan sendiri
2) Mengulangi jawaban sendiri
3) Menjawab pertanyaan sendiri
4) Mengajukan pertanyaan yang memancing jawaban serempak
5) Mengajukan pertanyaan ganda
6) Menentukan siswa yang menjawab sebelum pertanyaan diajukan
2. KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN
1.Pengertian
Penguatan adalah suatu respon terhadap suatu tingkah laku dan penampilan siswa. yang dapat menimbulkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
2. Jenis Penguatan:
a. Penguatan Verbal;
1) kata
2) kalimat
b. Penguatan Nonverbal;
1) mimik atau gerakan badan,
2) mendekati,
3) memberi sentuhan atau memberi kegiatan yang menyenangkan,
4) simbol atau benda maupun penguatan tak penuh seperti “yah, jawabanmu sudah baik tetapi masih perlu disempurnakan”
3.Tujuan pemberian penguatan:
1) Menumbuhkan perhatian siswa
2) Memelihara motivasi siswa
3) Memudahkan siswa
4) Meminimalkan perilaku negatif dan memdorong tumbuhnya perilaku positif
4.Prinsip-prinsip pemberian penguatan:
1) Hangat dan antusias
2) Bermakna
3) Respon positif
4) Jelas sasaran
5) Segera
6) Bervariasi
3. KETERAMPILAN MENJELASKAN
1. Pengertian
Menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik yang bertujuan untuk menunjukkan hubungan, antara sebab-akibat, yang diketahui dan yang belum diketahui.
2. Tujuan menjelaskan:
1) membantu siswa untuk memahami rumus, dalil, dan prinsip,
2) melibatkan siswa untuk berpikir,
3) mendapatkan balikan mengenai pemahaman siswa,
4) membimbing siswa dalam proses belajar untuk memecahkan masalah.
3. Prinsip-prinsip Menjelaskan:
1) Penjelasan harus relevan denngan tujuan kegiatan belajar-mengajar,
2) Penjelasanharus sesuai dengan tingkat kemampuan dan latar belakang siswa,
3) Penjelasan harus sesuai dengan usia siswa,
4) Penjelasan harus bermakna bagi siswa.
4. Komponen Keterampilan Menjelaskan:
a. Merencanakan:
1) Isi pesan (materi)
2) Penerima pesan (siswa)
b. Menyajikan suatu penjelasan
1)Kejelasan
2) Penggunaan contoh dan ilustrasi
3) Pemberian tekanan
4) Balikan
5. Langkah-langkah Menjelaskan:
1) merencanakan penjelasan
2) menyajikan penjelasan
4. KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN
1. Pengertian
Yang dimaksud dengan keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan situasi siap mental dan menimbulkan siswa agar terpusat perhatian pada apa yang dipelajari.
Yang dimaksud dengan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa.
2. Tujuan Membuka dan Menutup Pelajaran
a. Tujuan membuka pembelajaran:
1) Menimbulkan perhatian dan memotivasi siswa
2) Menginformasikan cakupan materi dan batas tugas
3) Melakukan apersepsi
4) Mengaitkan peristiwa aktual dengan pelajaran
b. Tujuan menutup pembelajaran:
1) Mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam belajar
2) Mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajaran
3) Membuat rantai kompetensi antara materi sekarang dengan pembelajaran akan datang
3. Komponen Membuka dan Menutup Pembelajaran:
a. Komponen Membuka pembelajaran:
1) Menarik perhatian siswa
2) Menimbulkan motivasi
3) Memberikan acuan
4) Membuat kaitan
b. Komponen Menutup pembelajaran:
1) Meninjau kembali
2) Mengevaluasi
3) Membuat simpulan atau ringkasan materi
4) Memberikan tugas yang signifikan ( sesuai,bermakna,dan bermanfaat)
5. KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI
1.Pengertian
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah proses perubahan yang dilakukan guru dalam pengajaran yang dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu; variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam menggunakan alat dan media pembelajaran dan variasi dalam pola interaksi dalam kelas.
2.Tujuan Mengadakan Variasi:
1) Menjadikan proses pembelajaran menjadi hidup
2) Menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih menarik
3) Memotivasi siswa aktif dalam pembelajaran
3. Komponen Keterampilan Mengadakan Variasi
a. Variasi dalam Gaya Mengajar:
1) Penggunaan variasi suara
2) Pemusatan perhatian
3) Kesenyapan
4) Mengadakan kontak pandang
5) Gerakan badan dan mimik
6) Pergantian posisi guru dalam kelas
b. Variasi Penggunaan Media dan Bahan Pelajaran
1) Variasi alat/ bahan yang dapat dilihat
2) Variasi alat yang dapat didengar
3) Variasi alat yang dapat diraba dan dimanipulasi
c. Variasi Pola Interaksi dan Kegiatan Siswa
Memvariasikan pola interaksi guru-siswa dengan siswa-siswa.
d.Variasi Stimulasi
1) Menerima dan menyokong partisipasi pembelajar dalam kegiatan pembelajaran
2) Memberikan kesempatan pembelajar untuk berpartisipasi
3) Mendorong interaksi kelas
4) Mengenal perilaku siswa sehingga dapat memberikan stimulasi secara tepat
6. KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI
1. Pengertian:
Diskusi kelompok adalah merupakah salah satu strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui suatu proses yang memberi kesempatan berfikir, berinteraksi sosial serta berlatih bersikap positif.
2.Tujuan Membimbing Diskusi Kelompok:
Membimbing diskusi kelompok dimaksudkan agar tujuan diskusi kelompok tercapai secara efisien dan efektif.
3.Komponen Membimbing Diskusi Kelompok:
1) Memusatkan perhatian
2) Memperjelas masalah atau urunan pendapat
3) Menganalisis pandangan siswa
4) Meningkatkan urunan siswa
5) Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
6) Menutup diskusi
4.Prinsip-prinsip Pelaksanaan:
1) Diskusi berlangsung secara terbuka
2) Perlu perencanaan dan persiapan yang baik
3) Pemilihan topik diskusi yang relevan dengan tujuan pembelajaran
7.KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS
1. Pengertian:
Mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan keterampilan untuk mengembalikan pada kondisi belajar yang optimal, Apabila terdapat gangguan dalam proses pembelajaran.
2.Tujuan Mengelola Kelas:
1) Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individual terhadap tingkah
lakunya.
2) Membantu siswa mengerti arah tingkah laku yang sesuai
3) Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas dan bertingkah laku yang wajar dan sesuai.
3.Komponen
a. Keterampilan untuk Menciptakan dan Memelihara kondisi Belajar yang Optimal:
1) Menunjukkan sikap tanggap
2) Membagi perhatian
3) Memusatkan perhatian kelompok
4) Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas
5) Menegur
6) Memberi penguatan
b. Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal meliputi:
1) Modifikasi tingkah laku
2) Pengelolaan kelompok
3)Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah
4. Prinsip-prinsip Penggunaan:
1) Kehangatan, antusias, bervariasi, luwes, penekanan pada hal-hal positif, penanaman disiplin.
2) Perlu dihindari: campur tangan yang berlebihan, ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan, berkepanjangan ( bertele-tele), dan pengulangan penjelasan yang tidak perlu.
8. KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN
1. Pengertian:
Terjadinya hubungan interpersonal yang sehat dan akrab dapat terjadi antara guru-siswa, maupun antara siswa dan siswa, baik dalam kelompok kecil maupun perorangan.
2.Komponen
1) Keterampilan untuk mengadakan pendekatan secara pribadi
2) Keterampilan Mengorganisasikan
3) Keterampilan Membimbing dan memudahkan belajar siswa
4) Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengaja
Sumber:
Harjati,Purwiro. Panduan pada Matakuliah Micro Teaching Prodi Pendidikan Fisika UM Metro
Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Ketrampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
MEMBUKA PELAJARAN
Kalimat-kalimat awal yang diucapkan guru merupakan penentu keberhasilan jalannya seluruh pelajaran. Tercapainya tujuan pengajaran bergantung pada metode mengajar guru di awal pelajaran. Seluruh rencana dan persiapan sebelum mengajar dapat menjadi tidak berguna jika guru gagal dalam memperkenalkan pelajaran. Dalam tahap ini, yang perlu dilakukan terlebih dahulu adalah menetapkan sikap dan minat yang benar di antara anggota kelas.
1. Hubungan dengan Kelas
Ada banyak hal yang masih memikat perhatian murid di luar ruangan kelasnya. Hal tersebut dapat membuat murid tidak memerhatikan pelajaran yang disampaikan. Untuk mengatasi hal ini, guru dapat menetapkan titik hubungan antara murid dan pelajaran yang disampaikan. Pembukaan pelajaran harus sesuai dengan minat dan kebutuhan murid. Guru juga harus dapat membangkitkan minat belajar sampai murid dapat memusatkan perhatian mereka kepada pelajaran. Pembukaan pelajaran dengan metode yang terbaik pun tidak akan ada manfaatnya jika tidak mampu membawa murid untuk memusatkan perhatian mereka kepada pelajaran.
Berikut ini beberapa cara yang dapat membangkitkan minat dan perhatian murid saat guru mulai mengajarkan pelajarannya.
a. Berita-berita terkini.
Berita terkini yang sedang marak dibicarakan atau sedang menjadi perhatian dalam masyarakat dapat dipakai untuk mendapatkan minat murid. Murid-murid kelas besar biasanya membaca surat kabar, majalah, mendengarkan radio, dan menonton televisi. Mereka memunyai perhatian pada banyak hal. Guru bisa mendapatkan berita-berita terkini melalui media-media tersebut. Untuk murid- murid kelas kecil, mereka biasa menanggapi kejadian-kejadian yang berkaitan dengan sekolah atau permainan mereka. Guru yang sangat mengetahui aktivitas murid-muridnya sepanjang minggu itu pasti tidak akan menemukan kesulitan dalam hal ini. Adapun informasi tersebut dapat berupa kegiatan murid sepanjang minggu yang bisa diperoleh dengan menanyakannya pada murid.
b. Cerita-cerita dan lukisan
Sebuah cerita yang diceritakan dengan metode yang baik akan membangkitkan dan mempertahankan minat murid terhadap pelajaran yang sedang disampaikan. Sebuah gambar atau benda bisa sangat menarik perhatian anak. Lukisan dari kehidupan sehari-hari merupakan pilihan yang baik untuk menarik minat dan menanamkan sebuah kebenaran kepada mereka.
c. Laporan tentang tugas-tugas
Umumnya, manusia lebih tertarik dengan aktivitasnya sendiri. Oleh karena itu, usahakan untuk membahas pekerjaan rumah murid di awal pelajaran. Kegiatan tersebut bisa menambah semangat murid untuk memulai pelajaran. Selain itu, dengan membahas tugas-tugas yang sudah murid kerjakan di rumah, perhatian kelas dapat diarahkan kepada makna dan pentingnya belajar sendiri. Jangan lupa untuk menyatakan penghargaan atas usaha murid-murid yang telah belajar di rumah.
d. Persoalan yang diandaikan
Persoalan atau pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan dalam pelajaran hendaknya merupakan hal-hal yang biasa terjadi dalam kehidupan murid. Misalnya, “Apa yang akan kaukatakan seandainya ada orang yang bertanya mengapa engkau pergi ke gereja?” atau “Apa yang kau lakukan seandainya kamu disalahkan atas perbuatan yang tidak kamu lakukan?” Persoalan harus disesuaikan sedemikian rupa sehingga mengarah pada pelajaran yang akan disampaikan.
e. Pemakaian alat peraga
Sebuah gambar, peta, benda, atau alat peraga yang lain dapat digunakan secara efektif untuk menumbuhkan minat murid terhadap pelajaran.
2. Menghubungkan Pelajaran
Saran-saran berikut ini merupakan cara-cara yang efektif untuk mengenalkan sebuah pelajaran.
a. Hubungkan pelajaran dengan pelajaran-pelajaran sebelumnya.
Setiap pelajaran baru yang diajarkan merupakan bagian dari kurikulum yang sudah ditetapkan. Pelajaran itu harus dihubungkan dengan pelajaran-pelajaran lain agar menarik perhatian murid dan menajamkan pengertian mereka terhadap rangkaian pelajaran tersebut. Pelajaran dalam pertemuan sebelumnya harus diulang untuk dihubungkan dengan pelajaran yang baru. Hal ini juga dapat menolong murid untuk mengetahui hubungan antara pelajaran- pelajaran yang telah disampaikan dengan isi Alkitab. Metode untuk menghubungkan pelajaran yang sekarang dengan pelajaran sebelumnya harus divariasikan. Seorang guru tidak akan kehilangan waktu mengajarnya bila mengulang pelajaran sebelumnya. Jika seorang guru memunyai waktu 35 menit untuk mengajar, gunakan waktu lima menit pertama untuk menetapkan titik hubungan.
b. Umumkan pokok pelajaran secara wajar
Tidak perlu mengumumkan pokok pelajaran secara resmi. Yang penting adalah bagaimana kita dapat menyajikannya dengan lebih menarik, tetapi penuh dengan keterangan. Penyampaian pokok pelajaran harus menarik minat murid seperti halnya penyampaian pokok berita dalam sebuah surat kabar.
c. Nyatakan sasaran dan tujuan pelajaran.
Banyak pendapat mengenai penyampaian sasaran dan tujuan pelajaran kepada murid. Ada yang berpendapat, sebaiknya hal tersebut disampaikan di akhir pelajaran. Ada juga yang berpendapat untuk menyampaikannya di awal pelajaran. Tidak semua pelajaran harus dilakukan dengan cara yang sama. Jika pelajaran tersebut, misalnya mengenai larangan minuman keras, penginjilan, atau pelajaran khusus tentang perayaan hari-hari tertentu, lebih baik sasaran dan tujuan disampaikan di awal pelajaran.
d. Garis besar harus jelas.
Menyampaikan pokok pikiran atau garis besar pelajaran untuk menarik perhatian sangatlah penting. Penyampaian ini seperti halnya penyampaian tajuk rencana dalam sebuah surat kabar yang dapat menarik minat para pembaca untuk melihat lebih lanjut tulisan-tulisan dalam surat kabar tersebut. Garis besar pelajaran bisa disampaikan dengan lengkap atau hanya ringkasannya saja.
MENGURAIKAN PELAJARAN
Setelah memperkenalkan pelajaran, guru harus mengajarkan pelajaran sesuai dengan rencana yang telah disiapkan. Mutu persiapan dapat terlihat pada waktu pengajaran itu disampaikan. Satu hal yang perlu diingat, jika tidak ada murid yang belajar dari pengajaran tersebut, itu berarti guru belum mengajarkan pelajaran itu. Evaluasi yang terbaik bukanlah apa yang dikatakan guru, tetapi apa yang dipelajari oleh murid.
1. Merangsang Pikiran
Mengajukan pertanyaan merupakan metode yang efektif untuk merangsang pikiran murid. Pancing murid untuk memikirkan sedalam mungkin setiap uraian yang disampaikan oleh guru. Pengujian murid secara teratur bisa menjaga perhatian murid untuk tetap tajam sehingga guru dapat mengetahui sejauh mana murid mendapat manfaat dari pelajaran itu.
Satu cara untuk menuntun pikiran adalah dengan menerapkan pola pemikiran yang deduktif. Pola ini dimulai dengan guru menyebutkan satu prinsip atau pernyataan umum yang diikuti sejumlah lukisan atau ilustrasi. Kemudian libatkan murid dengan meminta mereka mencari contoh-contoh selanjutnya dari kehidupan mereka sendiri.
2. Doronglah Pengungkapan
Selain dirangsang untuk berpikir, murid juga perlu didorong untuk mengungkapkan pikirannya. Doronglah murid dengan menolong mereka mengemukakan penafsiran dan pengertiannya sendiri mengenai pelajaran itu. Cara yang terbaik untuk melaksanakan hal ini ialah dengan metode pengajaran induktif. Mula-mula guru mendapat bantuan murid untuk mengumpulkan fakta atau ilustrasi yang ada hubungannya dengan pelajaran. Sebagai hasilnya, murid-murid akan dapat menemukan hukum- hukum, prinsip-prinsip umum, atau tujuan pelajaran itu sendiri. Pengetahuan atau pengalaman murid-murid dapat dipakai untuk mencapai prinsip ini.
3. Menerapkan Kebenaran
Guru perlu membimbing murid-muridnya dalam keadaan khusus di mana murid harus mempraktikkan prinsip-prinsip iman Kristen mereka. Hal ini bisa membawa pertumbuhan rohani yang baik bagi murid. Guru yang terus-menerus menitikberatkan penerapan maupun pengetahuan yang diperoleh murid dapat membawa murid-muridnya belajar dan menerapkan pelajaran itu pada pilihan, tingkah laku, tindakan, sikap, dan keseluruhan hidup rohani mereka.
MENUTUP PELAJARAN
Jangan akhiri pelajaran dengan tiba-tiba. Penutup harus dipertimbangkan dengan sebaik mungkin agar sesuai. Guru perlu merencanakan suatu penutup yang tidak tergesa-gesa dan juga dengan doa sekitar tiga sampai lima menit.
1. Merangkum Pelajaran.
Sebagai penutup, hendaknya guru memberikan ringkasan dari pelajaran yang sudah disampaikan. Ringkasan pelajaran sudah tidak lagi berupa diskusi kelas atau penyampaian garis besar pelajaran, tetapi berisi ringkasan dari hal-hal yang disampaikan selama jam pelajaran dengan menekankan fakta dasar pelajaran tersebut. Misalnya, kebenaran- kebenaran yang penting dalam pelajaran, pelajaran praktis yang telah diajarkan, penerapan akhir yang harus dibuat, Kristus dinyatakan sebagai Juru Selamat orang berdosa, atau bagaimana pelajaran dapat dilakukan di rumah, sekolah, atau saat beraktivitas.
2. Menyampaikan Rencana Pelajaran Berikutnya.
Waktu menutup pelajaran merupakan saat yang tepat untuk menyampaikan rencana pelajaran berikutnya. Guru dapat memberikan kilasan pelajaran untuk pertemuan berikutnya. Diharapkan hal ini dapat merangsang keinginan belajar mereka.
Sebelum kelas dibubarkan, ungkapkanlah pelajaran yang akan disampaikan minggu depan dan kemukakan rencana-rencana di mana murid dapat mengambil bagian dalam pelajaran mendatang.
a. Bangkitkan minat
Guru tentu ingin murid-muridnya kembali di pertemuan berikutnya dengan penuh semangat. Oleh karena itu, biarkan murid pulang ke rumah mereka dengan satu pertanyaan atau pernyataan yang mengesankan, yang dapat membangkitkan minat dan rasa ingin tahu mereka. Sama seperti seorang penulis yang mengakhiri sebuah bab dalam cerita bersambung, yang membuat pembaca ingin segera tahu bab berikutnya. Dengan cara yang sama, guru dapat mengakhiri pelajarannya dengan penutup yang “berklimaks” sehingga seluruh kelas menantikan pelajaran berikutnya dengan tidak sabar.
b. Memberikan tugas
Tugas-tugas harus direncanakan dengan saksama, bahkan sebelum pelajaran dimulai. Perlu diingat pula sikap guru yang bersemangat dalam memberikan tugas akan mempengaruhi minat dan semangat para anggota kelas.
Sumber:
• Teknik Mengajar, Clarence H. Benson, , halaman 80–85, Gandum Mas, Malang, 1980.
Keterampilan Menjelaskan dan Bertanya
Ketrampilan Bertanya Dasar
Umumnya orang bertanya jika ia ingin mengetahui apa yang belum diketahuinya. Didalam kelas, guru bertanya kepada swiswa untuk berbagai tujuan.
a. Tujuan penggunaan keterampilan bertanya :
(1) menarik siswa dalam pokok pembicaraan
(2) menumbuhkan rasa ingin tahu siswa,
(3)mengembangkan cara belajar siswa akatif,
(4)mengetahui kesulitan belajar siswa
(5) memotifasi siswa mwgeluarkan pendapat,
(6) mengukur hasil belajar siswa.
b. Yang perlu diperhatikan dalam mengajukan pertanyaan:
(1) Kehangatan dan keantusiasan,
(2) kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik diantaranya:
(a) mengulangi pertanyaanya sendiri
(b) mengulangi jawaban siswa
(c) menjawab pernyataan sendiri
(d) memancing jawaban serentak,
(e) mengajukan pertanyaan ganda,
(f) menentukan siswa sebelum pertanyaan ditemukan
PEMBELAJARAN MICRO
BAB I
PENDAHULUAN
Proses pengajaran merupakan satu kegiatan yang di dalamnya diperlukan adanya interaksi antara seorang guru dengan peserta didiknya, interaksi yang dilakukan pun harus lah sesuai dengan materi yang disampaikan oleh guru, sehingga dengan adanya interaksi tersebut peserta didik akan dapat lebih memahami tentang materi yang sedang disampaikan oleh guru.
Untuk mencapai proses pengajaran yang efektif perlulah diadakan praktek pengajaran terlebih dahulu yaitu dengan mengkonsep atau merencanakan seperti halnya pengajaran pada umumnya, akan tetapi dengan pembatasan waktu yang lebih singakat, atau pengajaran mikro.
Dalam hal ini, penulis akan membahas lebih rinci lagi tentang bagaimana proses pengajaran mikro itu berlangsung dan ketrampilan-ketrampilan apa sajakah yang harus dimiliki ketika melakukan pengajaran mikro dan juga yang lainnya yang sudah penulis kemas di dalam bab selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Konsep Pengajaran Mikro
Pengajaran mikro digunakan untuk memperihalkan teknik pengajaran untuk membolehkan pelatih atau pelajar menguasai, melatih atau memurnikan kemahiran pengajaran dalam situasi yang dikurangkan dari segi kesukarannya. Maka dalam melaksanakan pengajaran mikro bilangan pelajar dan peruntukan masa dikurangkan.
B. Pelaksanaan Pengajaran Mikro
1. Dalam melaksanakan pengajaran mikro pelajar membina satu rancangan mengajar yang singkat 5 – 20 minit berdasarkan bidang kepakarannya , membuat objektif spesifik dan mengajarnya kepada sebilangan kecil pelajar lain.
2. Setelah pengajaran telah dilaksanakan satu penilaian atau pencerapan dilakukan untuk mengesan kelemahan Pencerapan hendaklah dilaksanakan oleh pensyarah atau penyelia, rakan-rakan dan kendiri.
3. Seterusnya satu perancangan semula perlu dilaksanakan untuk tujuan penambahbaikan. Pengajaran mikro merupakan satu kitaran atau satu pusinganC. Ketrampilan-Ketrampilan dalam Pengajaran Mikro
1. Ketrampilan Membuka Pelajaran
a. Ada bahan apersepsi (Herbart “Apersepsi: membangkitkan minat dan perhatian”)2. Penguasaan Bahan Pelajaran
b. Bahan apersepsi yang sesuai dengan bahan inti
c. Mendapat respon siswa
a. Bahan yang disampaikan benar (tidak ada yang menyimpang)3. Penguasaan Metode
b. Penyampaiannya lancar (tidak tersendat-sendat)
c. Sesuai dengan bahan inti
d. Penyampaiannya sistematis
e. Pembahasannya jelas
a. Menggunakan lebih dari tiga metode mengajar4. Ketrampilan Menjelaskan
b. Metode mengajar relevan dengan bahan/ materi pelajaran
c. Penggunaan metode secara sistematis
a. Menyajikan informasi diorganisasi secara sistematis5. Penguasaan Kelas
b. Memberikan contoh yang lebih memperjelas tingkat pemahaman siswa.
c. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami
d. Adanya umpan balik.
a. Menciptakan kondisi optimal terjadinya PBM6. Kemampuan Menggunakan Alat/Media
b. Memberikan kehangatan dan keantusiasan
c. Menyampaikan bahan yang menantang
a. Menggunakan Alat/ media dengan tepat7. Interaksi dalam Proses Belajar Mengajar yang Komunikatif
b. Alat/ media yang digunakan dapat membantu pemahaman murid
c. Alat/ media sesuai dengan Indikataor hasil belajar yang telah dirumuskan
d. Jenis alat/ media lebih dari satu (bervariasi).
a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif8. Ketrampilan Memberi Penguatan
b. Interaksi sesuai dengan indikator hasil belajar yang dirumuskan
c. Sebagian besar/ semua siswa terlibat dalam interaksi.
a. Jenis penguatan bervariasi9. Kemampuan Mengevaluasi
b. Penguatan diberikan pada waktu yang tepat
c. Sebagian besar atau semua perbuatan baik diberi penguatan
d. Cara memberikannya wajar (tidak berlebihan).
a. Jenis evaluasi sesuai dengan kegiatan belajar yang telah diberikan10. Kemampuan Menutup Pelajaran
b. Sesuai dengan tujuan pembelajaran
c. Sesuai dengan bahan pelajaran
d. Evaluasi yang diberikan tepat untuk menguji penguasaan siswa terhadap topik yang telah dibahas
a. Menyimpulkan
b. Kesimpulan mencakup seluruh pelajaran pada saat itu
c. Kesimpulan dibuat bersama-sama (guru dan siswa)
d. Memberikan Motivasi dan Nasehat-nasehat
e. Memberikan tugas
D. Sikap Mengajar
1. Tidak membelakangi siswa
2. Selalu menatap siswa (memperhatikan) secara menyeluruh
3. Disiplin kelas
4. Cara mengajukan pertanyaan kepada siswa
5. Cara menjawab pertanyaan siswa
6. Antusias dan percaya diri
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
Dari beberapa penjelasan di atas maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa pengajaran mikro merupakan aplikasi dari proses belajar mengajar yang dapat dikatakan sama saja seperti proses pengajaran pada umumnya, akan tetapi pada pengajaran mikro hanya diberi waktu 5 – 20 menit untuk menguraikan materi yang sudah dipersiapkan oleh seorang praktikan.
Adapun untuk ketrampilan-ketrampilan yang harus dimiliki sama seperti halnya pada proses pengajaran pada umumnya yaitu:
1. Ketrampilan membuka pelajaran
2. Ketrampilan dalam penguasaan bahan pelajaran
3. Ketrampilan dalam menggunakan metode pengajaran
4. Ketrampilan menjelaskan
5. Ketrampilan dalam penguasaan kelas
6. Kemampuan menggunakan alat atau media
7. Ketrampilan melakukan interaksi dalam proses belajar mengajar yang komunikatif
8. Ketrampilan memberi penguatan
9. Kemampuan mengevaluasi
10. Ketrampilan menutup pelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Pahrudin, Agus, (2006) Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam di Madrasah, Fakta Press: Bandar Lampung
http://amindpoint.blogspot.com/2009/04/keterampilan-dasar-mengajar-10.html
http://ipankreview.wordpress.com/tag/keterampilan-mengajar/
http://www.datafilecom.co.cc
KETERAMPILAN PROSES DASAR PADA PEMBELAJARAN
KETERAMPILAN PROSES DASAR PADA PEMBELAJARAN
A. Pengertian
Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan- keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan- kemampuan mendasar yang prinsipnya telah ada dalam diri siswa (DEPDIKBUD, dalam Moedjiono, 1992/ 1993 : 14)
Menurut Semiawan, dkk (Nasution, 2007 : 1.9-1.10) menyatakan bahwa keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan- kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu yang baru.
Dimyati dan Mudjiono (Sumantri, 1998/1999: 113) mengungkapkan bahwa pendekatan keterampilan proses bukanlah tindakan instruksional yang berada diluar jangkauan kemampuan peserta didik. Pendekatan ini justru bermaksud mengembangkan kemampuan- kamapuan yang dimiliki peserta didik.
B. Jenis- Jenis Pendekatan Keterampilan Proses Dasar
Khusus untuk keterampilan proses dasar, proses- prosesnya meliputi keterampilan mengobservasi, mengklasifikasi, mengobservasi, mengklasifikasikan, mengukur, mengkomunikasikan, menginferensi, memprediksi, mengenal hubungan ruang dan waktu, serta mengenal hubungan- hubungan angka.
1. Keterampilan Mengobservasi
Keterampilan mengobservasi menurut Esler dan Esler (1984) adalah keterampilan yang dikembangkan dengan menggunakan semua indera yang kita miliki untuk mengidentifikasi dan memberikan nama sifat- sifat dari objek- objek atau kejadian- kejadian. Definisi serupa disampaikan oleh Abruscato (1988) yang menyatakan bahwa mengobservasi artinya mengunakan segenap panca indera untuk memperoleh imformasi atau data mengenai benda atau kejadian. (Nasution, 2007: 1.8- 1.9)
Kegiatan yang dapat dilakukan yang berkaitan dengan kegiatan mengobservasi misalnya menjelaskan sifat- sifat yang dimiliki oleh benda- benda, sistem- sistem, dan organisme hidup. Sifat yang dimiliki ini dapat berupa tekstur, warna, bau, bentuk ukuran, dan lain- lain. Contoh yang lebih konkret, seorang guru sering membuka pelajaran dengan menggunakan kalimat tanya seperti apa yang engkau lihat ? atau bagaimana rasa, bau, bentuk, atau tekstur…? Atau mungkin guru menyuruh siswa untuk menjelaskan suatu kejadian secara menyeluruh sebagai pendahuluan dari suatu diskusi.
2. Keterampilan Mengklasifikasi
Keterampilan mengklasifikasi menurut Esler dan Esler merupakan ketermpilan yang dikembangkan melalui latihan- latihan mengkategorikan benda- benda berdasarkan pada (set yang ditetapkan sebelumnya dari ) sifat- sifat benda tersebut. Menurut Abruscato mengkalsifikasi merupakan proses yang digunakan para ilmuan untuk menentukan golongan benda- benda atau kegaitan- kegiatan. (Nasution, 2007 : 1.15)
Bentuk- bentuk yang dapat dilakukan untuk melatih keterampilan ini misalnya memilih bentuk- bentuk kertas, yang berbentuk kubus, gambar- gambar hewan, daun- daun, atau kancing- kancing berdasarkan sifat- sifat benda tersebut. Sistem- sistem klasifikasi berbagai tingkatan dapat dibentuk dari gambar- gambar hewan dan tumbuhan (yang digunting dari majalah) dan menempelkannya pada papan buletin sekolah atau papan panjang di kelas.
Contoh kegiatan yang lain adalah dengan menugaskan siswa untuk membangun skema klasifikasi sederhana dan menggunakannya untuk kalsifikasi organisme- organisme dari carta yang diperlihatkan oleh guru, atau yang ada didalam kelas, atau gambar tumbuh- tumbuhan dan hewan- hewan yang dibawa murid sebagai sumber klasifikasi
3. Keterampilan Mengukur
Keterampilan mengukur menurut Esler dan Esler dapat dikembangkan melalui kegiatan- kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan satuan- satuan yang cocok dari ukuran panjang, luas, isi, waktu, berat, dan sebagainya. Abruscato menyatakan bahwa mengukur adalah suatu cara yang kita lakukan untuk mengukur observasi. Sedangkan menurut Carin, mengukur adalah membuat observasi kuantitatif dengan membandingkannya terhadap standar yang kovensional atau standar non konvensional. (Nasution, 2007 : 1.20)
Keterampilan dalam mengukur memerlukan kemampuan untuk menggunakan alat ukur secara benar dan kemampuan untuk menerapkan cara perhitungan dengan menggunakan alat- alat ukur. Langkah pertama proses mengukur lebih menekankan pada pertimbangan dan pemilihan instrumen (alat) ukur yang tepat untuk digunakan dan menentukan perkiraan sautu objek tertentu sebelum melakukan pengukuran dengan suatu alat ukur untuk mendapatkan ukuran yang tepat.
Untuk melakukan latihan pengukuran, bisa menggunakan alat ukur yang dibuat sendiri atau dikembangkan dari benda- benda yang ada disekitar. Sedangkan pada tahap selanjutnya, menggunakan alat ukur yang telah baku digunakan sebagai alat ukur. Sebagai contoh, dalam pengukuran jarak, bisa menggunakan potongan kayu, benang, ukuran tangan, atau kaki sebagai satuan ukurnya. Sedangkan dalam pengukuran isi, bisa menggunakan biji- bijian atau kancing yang akan dimasukkan untuk mengisi benda yang akan diukur.
Contoh kegiatan mengukur dengan alat ukur standar/ baku adalah siswa memperkirakan dimensi linear dari benda- benda (misalnya yang ada di dalam kelas) dengan menggunkan satuan centi meter (cm), dekameter (dm), atau meter (m). Kemudian siswa dapat menggunakan meteran (alat ukur, mistar atau penggaris) untuk pengukuran benda sebenarnya.
4. Keterampilan Mengkomunikasikan
Menurut Abruscato (Nasution, 2007: 1.44 ) mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan yang berhasil dikumpulkan atau menyampaikan hasil penyelidikan. Menurut Esler dan Esler ((Nasution, 2007: 1.44) dapat dikembangkan dengan menghimpun informasi dari grafik atau gambar yang menjelaskan benda- benda serta kejadain- kejadian secara rinci.
Kegiatan untuk keterampilan ini dapat berupa kegiatan membaut dan menginterpretasi informasi dari grafik, charta, peta, gambar, dan lain- lain. Misalnya siswa mengembangkan keterampilan mengkomunikasikan deskripsi benda- benda dan kejadian tertentu secar rinci. Siswa diminta untuk mengamati dan mendeskrifsikan beberapa jenis hewan- hewan kecil ( seperti ukuran, bentuk, warna, tekstur, dan cara geraknya), kemudain siswa tersebut menjelaskan deskrifsi tentang objek yang diamati didepan kelas.
5. Keterampilan Menginferensi
Keterampilan menginferensi menurut Esler dan Esler dapat dikatakan juga sebagai keterampilan membuat kesimpulan sementara. Menurut Abruscato , menginferensi/ menduga/ menyimpulakan secara sementara adalah adalah menggunakan logika untuk memebuat kesimpulan dari apa yagn di observasi( Nasution, 2007 : 1.49)
Contoh kegiatan untuk mengembangkan keterampilan ini adalah dengan menggunakan suatu benda yang dibungkus sehingga siswa pada mulanya tidak tahu apa benda tersebut. Siswa kemudian mengguncang- guncang bungkusan yang berisi benda itu, kemudian menciumnya dan menduganya apa yang ada di dalam bungkusan ini. Dari kegiatan ini, siswa akan belajar bahwa akan muncul lebih dari satu jenis inferensi yang dibuat untuk menjelaskan suatu hasil observasi. Disamping itu juga belajar bahwa inferensi dapat diperbaiki begitu hasil observasi dibuat.
6. Keterampilan Memprediksi
Memprediksi adalah meramal secara khusus tentangapa yang akan terjadi lpada observasi yang akan datang (Abruscato Nasution, 2007 : 1.55) atau membuat perkiraan kejadian atau keadaan yang akan datang yang diharapkan akan terjadi (Carin, 1992). Keterampilan memprediksi menurut Esler dan Esler adalah keterampilan memperkirakan kejadian yang akan datang berdasarkan dari kejadian- kejadian yang terjadi sekarang, keterampialn menggunakna grafik untuk menyisipkan dan meramalkan terkaan- terkaan atau dugaan- dugaan. (Nasution, 2007 : 1.55)
Jadi dapat dikatakan bahwa memprediksi sebagai menyatakan dugaan beberapa kejadian mendatang atas dasar suatu kejadian yang telah diketahui Contoh kegiatan untuk melatih kegiatan ini adalah memprediksi berapa lama (dalam menit, atau detik) lilin yang menyala akan tetap menyala jika kemudian ditutup dengan toples (dalam berbagai ukuran) yang ditelungkupkan
.
7. Keterampilan Mengenal Hubungan Ruang dan Waktu
Keterampilan mengenal hubungan ruang dan waktu menurut Esler dan Esler meliputi keterampilan menjelaskan posisi suatu benda terhadap lainnya atau terhadap waktu atau keterampilan megnubah bentuk dan posisi suatu benda setelah beberapa waktu. Sedangkan menurut Abruscato menggunakan hubungan ruang- waktu merupakan keterampilan proses yan gberkaitan dengan penjelasan- penjelasan hubungan- hubunagn tentang ruang dan waktu beserta perubahan waktu.
Untuk membantu mengembangkan pengertian siswa terhadap hubungan waktu- ruang, seorang guru dapat memberikan pelajaran tentang pengenalan dan persamaan bentuk- bentuk dua dimensi (seperti kubus, prisma, elips). Seorang guru dapat menyuruh sisiwa menjelaskan posisinya terhadap sesuatu, misalnya seorang siswa dapat menyatakan bahwa ia berada ia berada di baridsan ketiga bangku kedua dari kiri gurunya.
8. Keterampilan Mengenal Hubungan Bilangan- bilangan
Keterampilan mengenal hubungan bilangan- bilangan menurut Esler dan Esler meliputi kegaitan menemukan hubungan kuantitatif diantara data dan menggunakan garis biangan untuk membuat operasi aritmatika (matematika). Carin mengemukakan bahwa menggunakan angka adalah mengaplikasikan aturan- aturan atau rumus- ruumus matematik untuk menghitung jumlah atau menentukan hubungan dari pengukuran dasar. Menurut Abruscato, menggunakan bilangan merupakan salah satu kemampuan dasar pada keterampilan proses.( Nasution, 2007: 1.61- 1.62).
Kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih keterampilan ini adalah menentukan nilai pi dengan mengukur suatu rangkaian silinder, menggunakan garis bilangan untuk operasi penambahan dan perkalian. Latihan- latihan yang mengharuskan siswa untuk mengurutkan dan membandingkan benda- benda atau data berdasarkan faktor numerik membantu untuk mengembangkan keterampilan ini. contoh pertanyaan yang membantu siswa agar mengerti tentang hubungan bilangan antara lain adalah : “ lebih jauh mana benda A jika dibandingkan dengan benda B?” “ Berapa derajat suhu tersebut turun dari – 100 C ke – 200 C ? ”
BAB III
PENUTUP
A. KesimpulanPendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan- keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan- kemampuan mendasar yang prinsipnya telah ada dalam diri siswa (DEPDIKBUD, dalam Moedjiono, 1992/ 1993 : 14)
Keterampilan proses dasar, meliputi keterampilan mengobservasi, mengklasifikasi, mengobservasi, mengklasifikasikan, mengukur, mengkomunikasikan, menginferensi, memprediksi, mengenal hubungan ruang dan waktu, serta mengenal hubungan- hubungan angka.
B. SARAN
Untuk mengoptimilisasikan proses pembelajaran bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar, terkadang membutuhkan alat peraga atau media pembelajaran yang bersifat modern, seperti audio visual dan alat peraga atau media pembelajaran tersebut terkesan mahal, sehingga semua sekolah dasar tidak mampu memilikinya yang dampaknya akan menghambat daripada proses pembelajaran IPA disekolah dasar.
DAFTAR PUSTAKA
Nasution, Noehi, dkk.2007. Pendidikan IPA di SD. Jakarta : Universitas TerbukaMoedjiono dan Moh. Dimyati. 1992/ 1993. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: DEPDIKBUD
Sumantri, Mulyani dan Johar Permana.1998/ 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: DEPDIKBUD
Langganan:
Postingan (Atom)